Powered By Blogger

Senin, 26 Desember 2011

Peduli HIV, Siapa Takut !!!


Seiring dengan berbagai perkembangan di Indonesia, muncul tantangan-tantangan baru untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Salah satunya adalah penyediaan layanan kesehatan yang menjadi tantangan tersendiri dan sangat kompleks untuk diatasi. Apalagi Indonesia begitu luas negaranya. Hal ini menjadi salah satu penghambat warganya untuk lebih mudah mengakses pelayanan kesehatan.

Sebagai contoh kasus HIV – AIDS di Indonesia yang  merupakan fenomena gunung es yang saat ini sulit dikendalikan . Dari tahun ke tahun jumlah pengidap penyakit mematikan itu terus meningkat. Epidemi HIV telah menyebar hampir di seluruh Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penularan HIV tercepat di Asia Tenggara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan lembaga Global Found mengintensifkan pencarian penderita HIV/AIDS di wilayah pelosok dan terpencil yang belum diketahui.
   
Koordinator Wilayah Proyek Lembaga Global Found, Lutfi Syehban, di Tangerang, Rabu (6/8), mengatakan, pihaknya akan menerjunkan petugas untuk mencari warga yang tertular virus HIV/AIDS yang belum terdata pada dinas kesehatan setempat ( Sumber Kompas.com)

Seandainya saya menjadi anggota DPD RI perwakilan Jawa Tengah. Saya akan memasukan permasalah HIV AIDS sebagia prioritas utama. Apalagi kasus HIV AIDS di Jateng sudah begitu tinggi ditambah dengan layanan kesehatan yang belum begitu memadai sampai kepelosok.

Dengan layanan kesehatan yang memadai sampai ke pelosok yang juga merupakan upaya dari Pemkab Tangerang ini bisa dijadikan contoh oleh Jateng supaya akses layanan kesehatan terutama untuk VCT bisa mudah diakses oleh masyarakat Jateng sehingga fenomena gunung es yang begitu susahnya terbongkar dengan perlahan akan terbongkar dengan optimalnya layanan kesehatan dan VCT hingga pelosok. 

Dan masyarakatpun harus dibekali dengan edukasi tentang apa itu HIV AIDS dengan benar dan menyeluruh. Jadi tidak akan terjadi lagi diskriminasi dan stigma terhadap ODHA. Karena ODHA juga butuh dukungan dari lingkungan agar bisa kembali bersosialisasi dengan masyarakat, karena dengan dukunganlah obat yang paling ampuh buat ODHA, karena dengan dukunganlah obat paling ampuh buat ODHA selain ARV itu sendiri.

Keperluan –keperluan selain ARV harus ditanggung oleh APBD. Misalnya bantuan modal kerja untuk ODHA. Karena ODHA juga membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhanya. Akses pendidikan untuk anak –anak ODHA juga harus dipertegas agar jangan sampai terjadi kasus penolakan anak ODHA disebuah sekolah. 
 
 Pendidikan HIV AIDS juga harus masuk dalam kurikulum sekolah. Karena ini merupakan  “vaksin” paling ampuh untuk membunuh virus ini. Dengan masuknya kurikulum tentang HIV diharapkan seluruh remaja di Jawa Tengah akan mengerti dengan HIV dan AIDS, bagaimana penularanya dan pencegahanya.

Semoga dengan edukasi yang benar dan tepat ini akan semakin menurunkan epidemic HIV AIDS di Jawa Tengah pada khusunya dan Indonesia pada umumnya…